Rabu, 16 Februari 2011

Membuka Mata di Muzium Padi


OLeh:
Dr. Yuni Pantiwati, M.Pd (Dosen Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Malang).


Kalau padi katakan padi,
Tidaklah saya tertampi-tampi,
Kalau sudi katakan sudi,
Tidaklah saya ternanti-nanti

Sungguh aku teringat padamu Indonesiaku ketika menapakkan kaki di Muzium (Museum) Padi di Malaysia. Begitu indah, elok, segar, dibingkai panorama alam hijau terhampar luas. Teringat betapa indahnya Indonesiaku, negeri yang sejak lama dikenal sebagai zamrud khatulistiwa. Sayangnya keindahan itu sirna tatkala alam tidak dijaga, tidak dicintai, tidak dirawat, dan tidak disayangi.
Museum Padi Kedah Darul Aman terletak di Gunung Keriang, 8 km dari Bandaraya Alor Setar, Ibu Kota Negara bagian Kedah. Museum Padi mulai dibuka pada tanggal 12 Oktober 2004, diresmikan oleh Yang Maha Mulia Tuanku Sultan Haji Abdul Halim Syah, Sultan Negeri Kedah.  Museum ini adalah satu-satunya museum padi yang ada di Malaysia.
Tujuan pembangunan museum ini adalah selain sebagai tempat pariwisata yang didesain menarik, juga untuk sarana pendidikan. Informasi lain menjelaskan bahwa Museum Padi dibangun sebagai penghormatan kepada negara bagian Kedah sebagai penghasil padi terbaik di Malaysia. Ah, mana ada penghargaan untuk petani di Indonesia? Menurut saya pribadi, museum ini dibagun untuk mewujudkan sebuah museum yang unggul untuk memamerkan bahan-bahan yang berkaitan dengan padi yang melibatkan budaya, penyelidikan, pembangunan serta perkembangan teknologi padi.
Bangunan museum berbentuk bulir padi dengan bangunan induk dan enam buah bangunan di sekelilingnya. Luas museum keseluruhan adalah 12.000 meter persegi dan terdiri dari tiga lantai. Museum ini berlatar belakang Gunung Keriang, terlihat seperti berada di tengah-tengah hamparan hijau jika berkunjung pada musim menanam dan dalam hamparan keemasan pada musim padi masak.
Lantai 1, pengunjung dapat mengetahui sejarah penanaman padi di Kedah, melihat koleksi  variasi-variasi padi dan hamparan sawah tradisional seperti menanam, juga  mengolah tanah bahkan menumbuk  padi. Pengunjung akan mengetahui cara membajak sawah dari mulai cara tradisional hingga modern. Pengunjung dapat mencoba pengalaman dengan memukul/membanting padi dan menumbuk padi. Selain itu dapat juga melihat alat-alat menangkap ikan, mengenal beberapa jenis ikan seperti ikan sepat, puyu, haruan, dan bermacam-macam lainnya.
Lantai 2, bagian ini memiliki enam galeri.  Galeri-galeri ini menampilkan lukisan-lukisan yang menggambarkan aktivitas-aktivitas pertanian sejak dari zaman purba hingga ke zaman masa kini. Terdapat juga lukisan yang menggunakan teknik semburan batu kristal yang sangat mempesona. Bila anda ingin menambah pengetahuan dapat melihat dokumentasi mengenai penanaman padi yang ditayangkan setiap hari. Pada Lantai 2 ini pengunjungdapat melihat aktivitas-aktivitas di sawah seperti mencabut semai, menanam, membajak, dan menuai.
Di lantai 2 ini juga disuguhkan informasi berbagai jenis makanan yang bisa dibuat dari bahari dasar padi. Semua jenis makanan dipajang dalam sebuah kotak kaca, terkesan sangat eksklusif, tetapi begitulah penyajiannya. Misalnya makanan seperti opak, ranginang, dan kue kering lainnya tampak memiliki nilai lebih saat dipajang seperti itu.
Lantai 3, dengan menaiki tangga 59 anak tangga, kita dapat  sampai ke Puncak Gunung Keriang. Pengunjung dapat melihat panorama perkampungan tradisional dan sawah-sawah padi yang terbentang luas sebatas mata memandang. Pengunjung akan terpesona pada panorama tanaman padi satu musim dalam bentuk mural dan landscape. Mural mempunyai ketinggian 8 meter serta 103 meter panjangnya, serta merupakan salah satumural yang terbesar dan tercantik di Malaysia. Ruang untuk menikmati panorama memuat 40 orang dan di atas platform berputar.
Selain itu ada Kedai Cenderamata, terdapat berbagai barang yang dijual seperti baju, alat tulis, dan souvenir yang berkaitan dengan padi sebagai oleh-oleh. Kedai juga menyediakan makanan ringan, kue tradisional yang berasakan khas padi, seperti karas, sagon, emping, kue loyang yang diproduksi oleh anak-anak Kedah. Semua tersedia dengan harga yang memadai. Komplit pokoknya.
Perjalanan begitu menyenangkan sambil sesekali mengingat kembali kalau di tanah air banyak nuansa alam pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan atau nuansa alam lainnya yang dapat dikelola dan dipelihara sembari kita nikmati keindahannya. Namun, mengunjungi Museum Padi di Malaysia-meminjam istilah yang pernah diberikan oleh seorang penulis-jelas telah memberikan suatu refleksi yang “menampar” pikiran saya. Malaysia begitu peduli, peka dan professional. Pastaslah bila mereka selalu lebih maju dan bahkan “mempecundangi” bangsa kita. Malaysia maju, sementara kita semakin terjerembab dalam ketidakpedulian bahkan kebodohan kita. Sampai kapan?

2 komentar:

  1. Padahal guru orang Malaysia kan dari Indonesia Ibu he...he..miris sekali rasanya mendengar cerita ini..hhhmmmm.. Indonesia...

    BalasHapus
  2. Baccarat | Real Money Casino | Fast Payouts
    With an incredible casino game 바카라사이트 selection, you'll have the chance to 1xbet korean play for real money as well as online. Play Baccarat online for 제왕 카지노 free now.

    BalasHapus